Thursday, October 8, 2015

Masih Sama

Masih Sama

Aku menunduk. Tak menyeka airmata yang jatuh dari kantung mendung mataku lalu tergelantung di ujung hidungku. Aku terisak, menahan tangis agar tak seluruh pecah ruah. Tiap bulir airmata yang tumpah, di situ ada kerinduan yang tak bisa aku bantah.

Menyusuri tiap jalan yang selalu berhasil hadirkan kenang yang pernah ditorehkan, atau sekadar membaca kembali pesan singkatmu, atau tersesat dalam banyak ingatan yang penuh kamu. Bergandeng dengan rindu yang sesekali menggerutu minta dibunuh, agar berakhir setiap pesakitannya menunggu.

Aku bukan seorang yang kuat menahan cemburu, di persimpangan jalan lihat kamu menggandeng tangan Nonamu. Dulu ada jemariku di sela jemarimu, sekarang berubah tak lagi sesuai dengan cerita indahku. Kamu menemukan seorang yang jauh segala. Aku ini upik abu, yang berharap jadi Cinderela suatu waktu. Tapi kali ini tanpa sihir yang akan hilang tepat pukul dua belas malam.

Seandainya mencintai semudah tiup lilin di hari lahirku. Jauh-jauh hari sudah kulakukan sebelum merindu. Aku menganggap ini jeda. Yang diberi Tuhan agar aku belajar menunggu dari kepergianmu. Entah ini jeda untuk apa, untuk mengantarkanmu kembali meski sekian lama pergi atau untuk mengantar seorang baru yang selama ini aku cari dalam diam beku.

Ah Tuhan, aku tak sekuat itu berlama-lama berdiam dengan cemburu sebagai teman sunyiku. Aku tak bisa lebih kuat menahan jatuhnya air mata melihat bahagianya tak lagi denganku. Seandainya hilang ingatan bisa memilih apa atau siapa saja yang ingin kulupakan, yaa seandainya saja.

Ah seandainya kamu tahu, kamu yang masih saja lupa jalan pulang. Kapan dalam dada jadi lapang? Tak ada rindu jalang atau kenangan yang lalu lalang. Tentang dua sosok pria yang satu pergi yang satu hilang.

Aku sedang berhenti melihat bahagiamu, meski sekadar dari lini masamu. Tak mau lagi-lagi dadaku dicibir oleh rindu basi. Aku benci. Menangis lagi terlalu pagi. Aku bosan. Mengurusi rindu sedini hari minta diurusi. Tepat di angka tujuh belas, rinduku tewas.

HALIMAH QUEEN
TENTANG PENULIS:

PELAJAR/MAHASISWI
WEBSITE/BLOG: queenfirst.blogspot.co.id

Load disqus comments

0 comments