Maaf sekali jika saya kurang sopan, maaf sekali jika saya seiring dan berjalan juga turut ambil alih dalam menurunkan kredibilitas anda mas, tapi.... jauh dari kata sempurna begitulah saya. Menjadi anak tunggal tidaklah semudah meminta boneka barbie kepada kedua orang tua kita saat harga barbie waktu itu ratusan ribu, padahal belum tentu akan dibelikan atau tidak. Tidak semudah rasa ingin mengecat rambut ketika masih duduk di bangku sekolah, padahal belum tentu berani juga.
Saya harus sementara menyimpan ueng uneg saya dalam dalam, di dalam semua yang ada pada tubuh saya. Saya tidak bisa membiarkan mereka terbang begitu saja, melayang layang di atas kepala saya, dan membuat orang lain tahu apa yang saya pikirkan. Saya malu, karena saya bukanlah pemikir yang 100% bersih.
Tapi mas, kita tahu setiap orang punya batas, saya tidak bisa terus memendam itu, dan akhirnya BLOOM... Semua meledak dan pecah, bukan hanya melayang diatas kepala, tapi bahkan melayang layang jauh ke kepala-kepala orang lain, yah mas.. Aku bergosip. Sejujurnya.. semua ini bukan tanpa alasan, kalau toh itu hal yang sepele buat saya, sayapun juga tak akan menceritakan semua itu kepada orang lain, tapi itu beda mas. Situasi aja seolah memepetku pada keadaan yang tak mengenakan jauh lebih tidak enak dari mencium bau tai kucing.
Soba mas, bergantian dengan saya untuk merasakan apa yang saya rasakan. Saya memikirkan anda, tapi anda memikirkan yang lain, dia mendekati saya dengan salah satu objektif anda, dan anda terus memaksa saya menceritakan tentang orang lain demi kepuasan anda pribadi. Lalu untuk saya mana mas?
Kalau saya memberanikan diri untuk meminta nanti saya dikira tidak hormat, tapi apa tidak ada feed back untuk saya mas atas apa yang sudah saya lakukan pada anda, seolah aku hanya objek "tendensi" anda untuk memenuhi kepuasan anda saja mas.
Untungnya mas, anda masih memiliki cara personalis yang memanusiakan manusia. Sayang ya mas saya belum bisa membiarkan anda jatuh tidak pada pelukan saya. Kalau anda kecewa melihat saya belum menyerah. Mari kita sama-sama berperang. Anda berperang untuk menjauhi saya, dan saya berperang untuk mendekati anda.
Dalam hidup tak selalu berkaitan dengan logika, dan kebodohan, harga diri, dan peran hidup. Tapi kadang menomorsatukan kebahagiaan. Aku bahagia sepertinya bila ada di belakang anda. Mungkin sampai nanti akhirnya anda meninggalkan ta* dan kencing setiap berjalan, saya akan berhenti ada di belakang anda.
Mas, semua ini bukan untuk makin menjatuhkan kredibilitasmu. Tapi untuk membuat orang tahu tak ada satupun orang di dunia ini yang tidak punya tujuan jahat.
YUTTA PARAMARESI
TENTANG PENULIS:
PELAJAR/MAHASISWI
WEBSITE/BLOG: http://rumahyutta.blogspot.co.id
PELAJAR/MAHASISWI
WEBSITE/BLOG: http://rumahyutta.blogspot.co.id
0 comments