Sunday, October 11, 2015

Sebelum Pergi

Sebelum Pergi

“Sudah kamu persiapkan semua Qi?” Dara sibuk merapikan baju dan beberapa barang di tas Riqi.
“Emm...map mapku udah aku masukkan semua belum ya?” Riqi berdiam sejenak sambil mengingat.
“Map map buat penelitian disana?”

Riqi mengangguk dan melangkah menuju meja belajarnya untuk mencoba mengecheck kembali berkas berkas yang ia perlukan.

“Ehm...hey hey ini...” Dara mengangkat map map warna biru itu di tangan kanannya.
“Ah, iya itu. Kok kamu tahu sih Ra?”
“Apa sih yang nggak aku tahu tentang kamu Qi.” Dara tersenyum jahil

Riqi tiba tiba terdiam dan raut mukanya berubah sedikit menegang. Ia melamun sesaat, ‘kamu nggak tahu Ra, sebenarnya aku ingin kamu mencegah kepergianku tapi kamu malah sibuk meyiapkan semuanya untukku.”

“Hey, kok malah bengong sih. Ayo rapiin lagi itu barang barangmu.” Dara menyenggol lengan Riqi.
“Ah, iya iya.” Riqi kembali tenggelam mengemasi beberapa barang yang akan ia bawa ke negeri seberang.
“Dara, Riqi, ayo makan siang dulu sebelum berangkat ke bandara.” Mama Riqi masuk ke kamar dan mengajak mereka segera menuju ruang makan.
“Oh, iya tante. Terima kasih.”
“Duh, Dara baik sekali sih bantuin Riqi sampai repot repot ikut packing begini.”
“Ya kan kapan lagi bantuin Riqi tante, biasanya aku yang ngerepotin. Sekarang saatnya aku bantu Riqi kan dia sebentar lagi hijrah ke negeri orang.”

Mama Riqi tersenyum melihat tingkah Dara yang sangat bersemangat lalu meninggalkan mereka. Sedang Riqi kembali melamun, ia berusaha menepis segala pikirannya yang kacau.

“Qi, ayo makan dulu yuk. Masa’ kamu kelaparan nanti pas perjalanan.”
“Bentar lagi ya Ra.” Riqi menyibukkan diri dengan mengemas beberapa peralatan mandi.
“Kamu ngapain sih bongkar bongkar itu lagi kan udah aku beresin tinggal masukin.”
“Oh, iya.” Kemudian Riqi sibuk beralih merapikan buku bukunya.
“Qi, ayolah. Aku sudah rapikan semua. Ayo makan dulu.” Dara menyeret tangan Riqi

Tanpa sengaja ada beberapa lembar kertas berjatuhan dari selipan buku yang dipegang Riqi.

“Tuh kan Qi, berantakan lagi. Kamu itu ya....” Tiba tiba ucapan Dara tercekat ketika membereskan kertas yang berjatuhan itu dan membacanya.
“Qi, kamu....” Raut wajah Dara penuh tanya.
“Ra, kamu rela aku pergi ke luar negeri? Kamu nggak berat aku pergi kesana? Kita udah sama sama lama banget Ra. Kamu nggak merasa kalau aku, kalau aku....”

Seketika hening

“Aku sayang kamu Ra...bukan sebagai sahabat.”

Lalu waktu terasa terhenti dan mereka tersekap pada degup jantung masing masing.

RENA KHARISMA
TENTANG PENULIS:

PELAJAR/MAHASISWI
TWITTER: @kharismarena

Load disqus comments

0 comments