Sunday, September 20, 2015

Kau Masih Bahagiaku

Kau Masih Bahagiaku

Aku lupa berapa tepatnya. Entah dua bulan. Entah tiga bulan. Aku bukan berusaha menghilang. Aku hanya berusaha memalingkan rasa. Aku sadar rasa ini salah. Pengharapan macam apa yang terbentuk dari cinta yang hanya hadir sepihak. Bukankah yang ada hanya rasa sakit. Ya memang, sakit. Tapi ternyata sakitnya kalah sama bahagianya. Berbulan-bulan aku pergi, tak sempat hadir lagi. Tak sempat bertukar kabar. Tak sempat mengucap cinta atau rindu. Atau lebih tepatnya ‘tak ingin’.

Hari ini, aku menemukanmu lagi dalam sebuah layar monitor dengan situs facebook. Aku menemukan selipan foto itu. Dan aku masih tersenyum melihatnya. Ternyata senyum kala itu masih ada. Ternyata kau masih bahagiaku. Ternyata aku bohong, aku tak benar-benar membuang rasa itu. Aku hanya menyimpannya dalam-dalam, hingga tak pernah ada yang tau bahwa rasaku ada untukmu.

Dan kau tak perlu melakukan apapun. Cukup jalani hidupmu. Tetap tersenyum walau bukan untukku lagi. Aku tak akan minta apapun. Meminta cinta apalagi. Tanpa melakukan apapun kau tetap kebahagiaan bagiku. Tetaplah hadir disana, walau hanya selipan foto atau sekedar jentikan jari.

Dan juga terima kasih, telah banyak mengajari. Bahwa tak selamanya kebahagiaan itu hadir hanya untuk yang memiliki. Bahwa yang tak selamanya yang kau ingin akan terpenuhi. Terima kasih pernah ada, meski sebentar dan hanya singgah. Terima kasih atas buka puasanya, atas nonton filmnya, atau sekedar menemani ke toko buku. Terima kasih atas senyum, tawa, dan lawakan manisnya. Terima kasih atas waktu berharga yang mungkin tak akan pernah kembali. Dan terima kasih atas hadirmu yang belum sempat kuucapkan terima kasih secara langsung.

Aku tahu ini tak ada artinya untukmu. Tapi penting bagiku.

VERONICA LIZA OLIVIA
TENTANG PENULIS:

PELAJAR/MAHASISWI
WEBSITE/BLOG: lizaolivia.wordpress.com

Load disqus comments

0 comments