Tuesday, October 20, 2015

Ajari Aku Tabah

Ajari Aku Tabah

Senja sore ini ada patah hati yang kembali terkuak, setelah seminggu ini dengan keras hati aku mengatakan pada diriku sendiri bahwa aku baik baik saja. Ya, aku akan baik baik saja tanpa dia. Tapi mbak Nggi’, aku tak bisa memungkiri jika luka dalam hati ini masih basah. Terngiang rasanya ucapan ucapan yang menuduhku paling bersalah. Mungkin benar memang aku yang bersalah karena aku hanya seorang gadis yang belum dewasa, masih belia, dan nggak paham dunia. Belum mengecap asam garamnya kehidupan tapi sungguh mbak Nggi’ aku masih ingin belajar.Tapi mengapa seakan kesempatan dengan begitu mudah tertutup bagiku? Atau aku yang terlalu bodoh sebab tak mampu memaknai segala perkara yang ada.

Malam ini banyak cerita yang mengalir darimu mbak Nggi’, pertemuan pertama kita sungguh sangat berkesan bagiku. Setelah beberapa lama kita saling berhubungan melalui dunia maya. Aku selalu mengagumi puisi puisimu yang diksinya sungguh membuatku takjub, darimanakah diksi mengesankan itu berasal? Dari luka? Ah, luka kembali yang kubahas. Rasanya tak pantas lagi aku menabuh genderang kecewa yang lebih sering membuatku berdusta.

Laki laki dan perempuan memang mutlak berbeda. Perempuan mengedepankan perasaan dan laki laki mengagungkan logika, bukakah begitu mbak Nggi’? Lantas apa yang harus aku lakukan untuk menyusun kembali puingan perasaan yang telah jatuh ini? Mbak Nggi’, aku pernah dengar sekilas cerita tentangmu dari seorang yang kita bicarakan malam tadi. Satu pikirku saat itu, kau adalah perempuan yang tabah.

Mbak Nggi’, ajari aku tabah. Ajari aku bersikap bijaksana sebagai perempuan yang mudah kecewa, bantu aku berkompromi dengan masalah dan egonya rasa.

RENA KHARISMA
TENTANG PENULIS:

PELAJAR/MAHASISWI
TWITTER: @kharismarena

Load disqus comments

0 comments